Sabtu, 12 Februari 2011

PRESEDEN

Inspirasi itu bias datang dari mana saja,misalnya saja dari karya arsitektur zaman dahulu,itu bisa dijadikan preseden(contoh) untuk perancangan objek-objek arsitektur baru di masa sekarang ini dengan menggunakan proses kreativitas dari para arsitek. Akan tetapi terlepas dari itu semua,seorang arsitek harus memiliki pengetahuan yang luas terhadap sebuah preseden secara menyeluruh baik itu struktur,konstruksi,hubungan dengan lingkungannya hingga sejarahnya. Karena dalam setiap preseden itu terdapat sebuah makna yang mana makna itu tidak bisa diterapkan begitu saja oleh arsitek. Dibutuhkan seorang arsitek yang mampu mengembangkannya,supaya tidak terjadi citra plagiatisme dalam diri seorang arsitek itu sendiri.

Salah satu arsitek yang mampu menerapkan hal ini adalah Tadao Ando,seorang arsitek jepang,dengan sedikit kreativitasnya terhadap bangunan arsitektur tradisional jepang,beliau berhasil mengaplikasikannya menjadi sebuah bangunan yang monumental bernama Japanese pavilion for Seville world exhibition of 1992. dalam karyanya itu,beliau menerapkan prinsip keseimbangan,kesederhanaan,dan kedekatan dengan alam yang mana itu selaras dengan kebudayaan asli tradisional jepang.beliau mengambil bentuk-bentuk paling sederhana sesuai dengan prinsip kesederhanaan masyarakat jepang. Kemudian juga bentuk-bentuk atapnya yang khas,jika dilihat secara keseluruhan,atapnya menyatu dengan dinding yang melungkung dan menjulang ke atas.selain itu beliau juga menerapkan teknik shakkai(meminjam bangunan).pavillion ini dibangun dengan ada sebuah lubang berukuran besar di tengahnya,membuat orang bisa melihat langsung pemandangan di belakang bangunan.lubang ini juga membuat kesan seimbang antara bagian kanan dan kiri. Selanjutnya apabila kita lihat dari jauh,meskipun bentuknya sederhana tapi ukurannya sangat besar layaknya sebuah benteng raksasa.bicara tentang kedekatan dengan alam,bangunan ini memakai material dari kayu sebagai symbol kedekatannya dengan alam.